Pengolahan citra ke citra negative, biner, dan rotasi menggunakan octave
Nama: Mahendra Bagaskara
NIM  :1503030006
Matkul: Pengolahan Citra Digital
Dosen Pengampu : Arif Johar Taufik S.T., M.T
A.    Citra Negatif
Membuat citra terlihat negatif dengan rumus:
citrab = 255 – citraa
nilai 255 ini apabila gambar yang akan diolah adalah 8 bit. Citra b adalah bentuk citra a yang baru berupa biner dengan mebaliknya menjadi negative seperti pada gambar 1 dibawah ini:

Gambar 1 citra negative
Program yang dibuat di octave adalah sebagai berikut:
B.     Citra biner
Strategi yang dipakai yaitu dengan menerapkan suatu nilai yang dikenal sebagai nilai ambang (threshold). Nilai tersebut dipakai untuk menentukan suatu intensitas akan dikonversikan menjadi 0 atau menjadi 1. Secara matematis, konversi dinyatakan dengan rumus:
Berikut adalah program pada octave:
lc; clear;

Img = imread('E:\pisang.jpg');

[tinggi, lebar] = size(Img);
ambang = 220; % Nilai ini bisa diubah-ubah
biner = zeros(tinggi, lebar);
for j=1 : 233
            for i=1 : 648
            if Img(j, i) >= ambang
            Biner2(j, i) = 0;
            else
            Biner2(j, i) = 1;
            end
end
subplot (2,1,1); imshow(Img); title ('Gambar Asli');
subplot (2,1,2); imshow(Biner2); title ('Gambar Biner');
end
penjelasan:
Kode
Img = imread('E:\pisang.jpg');
merupakan perintah untuk membaca citra Koala.png. Hasilnya disimpan
diImg.
menangani penentuan nilai 0 atau 1 pada citra biner untuk semua piksel dalam citra (ditangani dengan dua buah for). Penentuan dilakukan melalui pernyataan if. Dalam hal ini,
Img(j, i)
menyatakan nilai intensitas piksel pada (baris, kolom). Setelah
for j=1 : tinggi (233)
berakhir, maka Biner berisi citra biner. Selanjutnya, citra ditampilkan melalui
subplot (2,1,1); imshow(Img); title ('Gambar Asli');
subplot (2,1,3); imshow(Biner); title ('Gambar Biner');
Hasilnya seperti berikut.
Gambar 2 Citra Biner
C.    Citra Rotasi
Suatu citra dapat diputar dengan sudut𝜃 seiring arah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam dengan pusat putaran pada koordinat (0,0).
Dengan program dioctave:
% ROTASI Melakukan Operasi pemutaran citra.
% Menggunakan pendekatan pemetaan ke belakang
clear all;

F = Img = imread('E:\pisang.jpg');

[tinggi, lebar] = size(F);
sudut = 25; % Sudut pemutaran
rad = pi * sudut/180;
cosa = cos(rad);
sina = sin(rad);
F2 = double(F);
for y=1 : tinggi
for x=1 : lebar
x2 = round(x * cosa + y * sina);
y2 = round(y * cosa - x * sina);
if (x2>=1) && (x2<=lebar) && ...
(y2>=1) && (y2<=tinggi)
G(y, x) = F2(y2, x2);
else
G(y, x) = 0;
end
end
end

G = uint8(G);
subplot (2,1,1); imshow(F); title ('Gambar Asli');
subplot (2,1,2); imshow(G); title ('Gambar rotasi');
dan hasilnya adalah sebagai berikut:
Gambar 3 citra rotasi 15 derajat



Komentar